Meneladani Jejak Para Wali Iskandariyah



 Di ceritakantentang pertemuan seseorang dengan Syeikh Abu Hassan Asy-Syadzili pendiri thariqoh Syadziliyyah dimesir. Dia menceritakan tatkala ia tiba di tunis, ia mendengar akan kebesaran Syeikh Abu Hassan, lalu ada seseorang yang mengajaknya menghadap beliau. Maka ia menjawab “Aku akan beristikhrah dulu.” Setelah itu ia tertidur dan bermimpi melihat seorang lelaki yang menggenakan jubah(Burnus) hijau sambil duduk bersila, disamping kanannya ada seorang laik-laki begitu juga disamping kirinya. Dia memandang lelaki nan berwibawa itu. Sejurus kemudian lelaki itu berkata “Aku telah menemukan penggantiku sekarang” dan disaat itulah ia terbangun. Selesai menunaikan shalat subuh, seseorang yang datang untuk mengajaknya bertemu denga Syeikh Abu Hassan datang kembali dan mengajaknya untuk mengunjungi Syeikh Abu Hassan, maka keduanya pun mendatangi kediaman Syekh Abu Hassan. Sesampainya disana dia sangat heran ketika melihat seseorang yang berada dihadapannya adalah seseorang yang sama seperti apa yang ada di mimpinya, dan rasa heran pun semakin menjadi ketika Syeikh abu Hassan berkata kepadanya “Telah aku temukan penggantiku.” Persis seperti dalam mimpinya, selanjutnya  beliau berkata “siapa namamu?” Lalu ia menyebutkan namanya, dengan tenang dan penuh kewibaan beliau berujar “Engku telah ditunjukan padaku semenjak 20 tahun yang lalu.


  Seseorang itu ialah Syeikh Abu Abbas Al-Mursi , yang kelak akan menjadi muridnya dan akan menjadi mursyid atau khalifah pertama menggantikan gurunya dalam Thariqoh Syadziliyyah. Dikisahkan kembali kelak Syeikh Abu Abbas Al-Mursi ini mempunyai 3 murid yang sangat ia cintai yaitu Imam Al-Bushiri, Ibnu Atha’illah, dan Imam Yaqut Al-‘Arsy. Diantara karomah kewalianya yaitu memiliki waktu tertentu dimana do’a nya akan di ijabah oleh Allah.


  Kembali dengan kisah Syeikh Abu Abbas Al-Mursi  ketika beliau memanggil 3 murid yang sangat ia cintai ia berkata “عندي الوقت الذي استجب الله الدعاء”  “Sesungguhnya aku memilkii waktu yang mana pada waktu tersebut ketika aku berdo’a kepada Allah maka akan di ijabah lah do’a tersebut.” Kemudian beliau menyuruh kepada 3 murid nya ini untuk menyebutkan keinginan mereka masing-masing agar beliau dapat mendoakan tentang keinginan mereka tersebut kepada Allah. Murid yang pertama yaitu Ibnu Atha’illah meminta عين من عيون لله  “Penglihatan dari penglihatan Allah” dan beliau pun mendoakannya, kemudian muridnya yang kedua yaitu Imam Al-Bushiri meminta عين من عيون النبي “Penglihatan dari penglihatan Nabi.” kemudia beliaupun mendoakan nya, kemudia murid yang terakhir yaitu Imam Yaqut Al-‘Arys meminta عين من عيون الشيخ “Penglihatan dari penglihatan Syeikh.”


 Dengan keberkahan seorang guru maka terkabul lah permintaan  do’a dari ketiga muridnya tersebut. Pertama yaitu Maulana Imam Al-Bushiri yang mempunyai sebuah karya fenomenal dalam syi’ir madh nya terhadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan di kenal sebagai kitab Burdah , selanjutnya yaitu Imam Ibnu athaillah Assakandari yang juga mempunyai karya fenomenal yaitu Al-Hikam li ibni Athaillah, Maulana Syeikh Sholah Nashor pernah menjelaskan kala pertama kali kami mengikuti pengajian Al-Hikam bersama beliau bahwasanya kitab Al-Hikam ini berisi tiga pokok pembahasan yaitu Tauhid, Akhlaq, dan Tazkiyatun Nufus, dan yang terakhir adalah Maulana Imam Yaqut Al-‘Arsy, dari kisah beliau terdapat sebuah cerita yang sangat unik dan patut kita teladani dari seorang Imam Yaqut Al-'Arsy.


  Kala itu setelah kedua teman nya selesai menuturkan permintaan agar dapat di doakan oleh sang guru yaitu Imam Al-Bushiri dan Imam Ibnu Athaillah Assakandari maka datang lah Imam Yaqut Al-‘Arsy kehadapan gurunya tersebut dengan penuh adab  kemudian berkata “wahai guruku sesungguhnya diriku tidak bisa meminta seperti apa yang di minta oleh Imam Al-Bushrii dan begitu juga seperti apa yang di minta oleh Imam Ibnu Athaillah, tetapi aku hanya ingin meminta agar mendapatkan keridhaan darimu wahai guruku” seketika Imam Yaqut Al-‘Arsy dipeluk oleh Imam Abu Abbas Al-Mursi . Maka dari itu Imam Yaqut Al-‘Arsy meminta  عين من عيون شيخ karna seorang guru telah memiliki dua dari penglihatan atau nuur  Allah dan Rasul , tak banyak yang tahu apa keistimewaan dari Imam Yaqut Al-‘Arsy ini, selain beliau Murid dari seorang wali besar Imam Abu Abbas Al-Mursi beliau pun menjadin khalifah kedua menggantikan gurunya dalam Thariqoh Syadziliyyah dan juga sekaligus diangkat menjadi anak gurunya tersebut dengan di persunting dengan anak gadis dari sang guru.
الا ان اولياءالله لا خوف عليهم ولا يحزنون (62)
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.



wallahu'alam bisshawab



Cairo, 30 Juli 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Poligami Antara Adat Dan Syariat

Series Loki dalam Metafor Filsafat dan Agama